Vitamin C atau obat lain yang diinjeksikan berbeda dengan dioles atau diminum,
dalam hal:
Kecepatan distribusi, besarnya absorbsi, proses metabolisme, kadar dan khasiatnya, hingga ekskresinya.
Yang injeksi jauh lebih cepat dalam segala hal, sedangkan oles atau diminum masih harus melalui barier.
Sebagai contoh, jika diminum maka vitamin c sudah mengalami “proses”
sejak di mulut karena pengaruh saliva (liur), sampai lambung masih harus
berhadapan dengan asam lambung dan berbagai enzim, absorbsi juga
terpengaruh. Demikian juga kadarnya, setelah melalui proses
farmakodinamika dan farmakokinetika.
Otomatis khasiatnya berbeda dibanding suntikan.
Penjelasan umum seperti itu. Dosis yang sama dengan cara pemberian yang berbeda, hasilnya akan berbeda.
Jika yang ditanyakan masalah khasiat, kita akan menyentuh juga soal keperluan vitamin C.
Dalam keadaan normal, kebutuhan vit C orang dewasa sekitar 60 mg sehari.
Dalam keadaan tertentu misalnya hamil, kebutuhan vitamin C meningkat.
Vitamin C mudah diabsorbsi dan mudah larut dalam air.
Untuk apa diinjeksikan?
(Jika keperluannya adalah untuk kosmetika/urusan mempercantik diri);
Di dunia medis masih kontroversi. Tahun 2004 FDA pernah mempertanyakan
segala macam pemutih, terutama yang disisipi Hydroquinone dan
kawan-kawannya.
Ada juga yang ditambah kalao gak salah placenta, darah
pedhet (anak sapi). Hehehe
Cem macem aja.
Mungkin mau ikut jejak Michael Jackson. Kalo yang putih hanya
wajah dan leher sampai dada, malah medeni.
Kalau aman dan tidak potensi
jadi kanker dikemudian hari sih gak apa-apa.
Maksudnya disuntikkan itu
biar putih semua ya? Gak ada campuran bahan kimia lain ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar